Kaliwulu - Cirebon Online
Sebuah masjid peninggalan abad ke-17 terkenal dengan nama “Masjid Terbang”. Yang letaknya di Desa Kaliwulu Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Sebenarnya nama asli dari masjid tersebut adalah Masjid Syekh Abdurokhman, sesuai dengan nama orang yang pertama kali membangun masjid di Desa Kaliwulu.
Suasana Masjid Terbang yang tenang, adem dan sejuk membuat suasana kenyamanan bagi pengunjung. Bahkan Masjid terbang sudah tercatat dalam bangunan cagar budaya. Hal itu dikatakan pengurus DKM Masjid Syekh Abdurokhman Pak Limin.
Di dalam ruangan masjid pak limin, memperlihatkan sebuah ruangan untuk imam dengan ukuran ruangan tidak terlalu besar. "kalau kita memasukinya, kepala kita harus menunduk." jelasnya.
Ditambahkan Limin beragam piring kecil tertempel menghiasi tembok dan ruangan masjid yang merupakan peninggalan Syekh Abdurokhman. Ada juga prasasti berbahasa Arab diruangan imam yang termasuk ke dalam bangunan cagar budaya. “Tembok ini masih asli, ruangan imam masih asli. Bangunan masjid zaman dahulu memang tidak megah, bangunannya kecil seperti ini,” ungkap limin.
Menurutnya, masjid ini dulu bukan berada di Blok Kauman, melainkan di Blok Silintang yang termasuk Desa Wotgali, tetangga Desa Kaliwulu. Pondasi masjid ini di Blok Silintang masih ada hingga kini. Warga tidak ada yang membangun rumah di atas pondasi tersebut, sebab tahu pondasi tersebut merupakan pondasi masjid terbang. “Dipindahkan ke Blok Kauman mungkin karena di Blok Silintang dirasa tidak cocok. Saat dipindahkan, bangunan masjid sudah jadi. Saat itu mungkin diangkat bangunannya oleh banyak orang. Sehingga ada istilah masjid terbang,” jelasnya.
Lanjutnya di dalam ruangan imam shalat, ada satu kayu cukup panjang yang berukir kayu sama usianya dengan bangunan masjid. “Kayu ini untuk khutbah imam. Masih terjaga hingga sekarang,” ujarnya.
Syekh Abdurakhman atau Ki Gede Kaliwulu merupakan warga pertama di Desa Kaliwulu, ia menemukan desa ini saat sedang dalam perjalanan ke Galuh Pajajaran bersama Sunan Gunung Jati. Putra dari Pangeran Panjunan ini sering ikut Sunan Gunung Jati dalam berbagai kegiatan. Baru didesa ini, Syekh Abdurokhman menemukan sebuah kali (sungai) yang banyak lumutnya. Sungai tersebut airnya bening dan kemudian dinamakan Kaliwulu. Menurutnya, masjid ini mirip Masjid Merah Panjunan karena memang Syekh Abdurakhman berasal dari wilayah Panjunan. Bisa kita lihat mulai dari bata merah, kemudian piring khas Mandarin, mirip Masjid Merah Panjunan. Syekh Abdurakhman memiliki keahlian membuat aneka benda dari kayu. Ia sering membuat barang seperti kereta kayu yang dikemudikan kuda. Inilah cikal bakal kenapa Desa Kaliwulu dikenal sebagai sentra mebeul hingga sekarang. (jm/rls)
Komentar
Posting Komentar