Kuningan – Cirebon Online
Walau dunia telah berubah dan banyak hal yang bermetamorfosis, diharapkan keadaan itu tak mencabut akar kebudayaan bangsa Indonesia.
Hal tersebut diutarakan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jendral (Purn) Moeldoko, dalam acara Puncak Upacara Adat Seren Taun 2018 di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat, Senin (3/9/2018).
Dikatakan Moeldoko, kegiatan yang diselenggarakan masyarakat adat Sunda Desa Cigugur, Kuningan, Jawa Barat, harus menjadi contoh kepada regenerasi bangsa ini, karena di tengah derasnya arus tantangan dari perkembangan teknologi dan kemajuan zaman adat dan budaya harus dipertahan dan dilestarikan kemurnian aslinya budaya sunda. “Jangan sampai nilai-nilai lama yang kita miliki ditinggalkan, dengan adanya nilai-nilai baru,” ujarnya.
Paska Reformasi ’98, imbuh Moeldoko, bangsa seakan kehilangan falsafah bernegara dan bermasyarakat. Sebab Pancasila terkesan diabaikan. “Kita seolah kehilangan pegangan. Setelah reformasi, bangsa ini seolah alergi bicara soal Pancasila,” kata dia.
Karena itu, Moeldoko mengaku senang dan bahagia terselenggaranya acara yang bernuansa pelestarian kebudayaan. Diapun berharap kegiatan serupa bisa rutin dan semakin banyak dihelat. Ungkapnya.
Senada, aktivis Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ) ’98, Sarbini, mengingatkan agar generasi muda menjaga agar Pancasila yang di dalamnya menjunjung tinggi semangat gotong royong, tak ditinggalkan bangsa. “Upacara Seren Taun ini mengingatkan kembali kepada kita untuk menjaga kebhinekaan sebagai fondasi dalam hidup berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Harapan Sarbini, agar masyarakat tak mempermasalahkan perbedaan dan juga bicara soal minoritas dan mayoritas yang ada pada bangsa ini. Karena ketika hal itu terus diperdebatkan dan dijadikan suatu perkara, ia meyakini pembangunan Indonesia tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. (Toto M Said/Rplm)
Komentar
Posting Komentar